Sorry

0
   
What I got to go to make you want me?
What I got to do be heard?
What do I say when it’s all over?
Sorry seems to be the hardest word..

Assalamualaikum Wr.Wb
Inget ga syair lagu di atas? Yups! Betul banget kalau sobat jawab syair lagu diatas adalah lagunya boysband asal Inggris BLUE. Kalau lagu ini menceritakan tentang  penyesalan seseorang yang baru putus atau diputuskan pacarnya, postingan ini lebih fokus ke kata ‘Sorry’ atau yang bangsa sobat bilang ‘Maaf’ yang konon katanya emang susah bener ‘the hardest word’ buat diucapkan.
Kalau dua orang ribut besar alias bertengkar sobat asumsikan mereka mempunyai  andil sama besar dalam pertengkaran tersebut, nah, yang duluan minta maaf sobat nilai lebih dewasa? Setuju ga? Apalagi jika yang pertama minta maaf itu jelas-jelas tidak salah, wah itu angel heart banget deh!
Maaf juga biasa dipakai buat sopan santun. Pas sobat nyasar nyari alamat misalnya, sebelum nanya sobat ngomong, “Maaf, bisa minta tolong ..” hal ini di perlukan, selain buat minta kesediaan dan kerelaan yang ditanya, juga buat memastikan  kalau sobat tidak mengganggu aktivitas mereka.
Kata maaf yang wajib di ucapkan yaitu maaf yang diucapkan pas sobat tidak sengaja menghilangkan barang yang sobat pinjam dari teman, atau tanpa sengaja menabrak orang karena terburu-buru, atau juga pas sobat emosi  dan mulut sobat tidak terkontrol, jadi ucapan sobat menyakiti perasaan orang lain. Namun seperti yang di bilang Blue tadi, kadang-kadang maaf kata yang sangat susah diucapkan.
Sebenarnya, kenapa sih orang susah banget minta maaf?
Tak lain dan tak bukan karena mainstream yang nganggap orang yang minta maaf adalah orang yang salah. Buat nebus rasa bersalahnya, orang tersebut harus minta maaf kalau tidak mau dicap orang yang tidak tahu diri. Sudah salah tidak minta maaf pula.
Lepas dari mainstream ini, ego juga sanggat berpengaruh. Terkadang sobat susah mengaku kesalahan, akibatnya bikin sobat sangat enggan buat minta maaf. Lebih lagi kalau sobat tidak salah. Minta maaf? ‘Please deh, gue kan ga salah, gitu lho!’ Kalo udah gini tidak akan ada yang mau mengalah, bakalan susah deh jadinya.
Selain mainstream dan ego, ada factor lain yang yang mempengaruhi gampang tidaknya sobat minta maaf. Keadaan, situasi, atau kondisi! Betul banget. Sobat bakalan lebih mudah berfikir jernih pada saat emosi sobat sedang stabil. Karenanya, kalau sobat bersitegang, sebaiknya endapkan dulu permasalahan tersebut. Tidak ada gunannya sobat argumentasi saat lawan bicara lagi tinggi. Salah-salah bisa bikin situasi buruk jadi panas. Kalau suasananya udah tenang, itu akan lebih mudah.
Perlukah minta maaf di ucapkan?
 Bukankah ketika mulut sobat berkata maaf kalau di hati masih tersimpan dendam, semua jadi percuma? Gimana yah? Perlu tidak perlu, sich! Sebagian sobat mentingin maaf di verbalkan, sementara yang lain lebih mengutamakan maaf di refleksikan dalam perbuatan. Mana yang lebih baik? Rasanya bukan disitu deh titik tekannya, tapi ketulusan sobat minta maaflah yang mendasari semuanya, ngomongin ketulusan berarti ngomongin hati. Sementara yang tahu persis kata hati adalah diri sobat sendiri. Jadi tulus apa tidaknya maaf yang terucap hanya sobat yang tahu. Tetapi ketika hati sobat tulus, di jamin deh, maaf yang sobat sampaikan baik diucapkan ataupun di aplikasikan dalam perilaku bakalan disambut baik.
Buat yang lagi di posisi dimintain maaf, kamu ga punya alasan nolak. Jangan muna deh, setiap orang pasti pernah bikin salah. Termasuk kamu juga kan? Oleh karena itu jangan segan member maa, baik pas diminta atau malah sebelum dimita, itu lebih baik. Kalau kamu ngotot tidak mau memaafkan, hey, Allah juga maha pemaaf, masa kamu yang Cuma hamba-Nya tidak mau sih. Takabur tuh namanya!
Nah, mumpung masih ada waktu buat minta maaf, ayo ga ada salahnya kalau sobat saling member dan meminta maaf. BETUL!
Kalau sobat pengen tahu seberapa pemaafkah sobat klik di sini!